Jumat, 15 Februari 2013

ALA Yang Tak Kunjung Ada

          ALA  adalah kepanjangan dari Aceh leuseur Antara,dimana beberapa kabupaten yang ingin membentuk provinsi sendiri termasuk kota Takengon.Dulu sontak terdengar tentang ALA yang banyak dibicarakan baik dikota maupun dipelosok kampung.Sejak dulu Takengon dan beberapa kabupaten lainnya ingin memisahkan diri dan membentuk provinsi baru dengan nama ALA.Tapi janji tinggal janji tak tau bukti,sekian lama menunggu tapi tak kunjung ada.Seperti istilah orang gayo mengatakan "nge muah pe kupi sisuen gere ilen" maksudnya sudah mulai memerah buah kopi yang dulu ditanam tapi ALA tidak terbentuk juga.Kopi memang merupakan komoditi unggulan didaerah takengon,Hampir 80% penduduknya adalah penghasil kopi.Bukan berarti penduduk Takengon semuanya petani,tapi ada petani berdasi istilah disana.Petani  kopi hanya sampingan selebihnya mereka bekerja diinstansi pemerintahan maupun  diswasta.
        Jika kita lihat dari letak geografis Takengon yang dikelilingi gunung-gunung yang berjajar seakan membentuk sebuah mangkuk besar yang isinya kebun-kebun kopi tempat sebagian besar penduduk takengon hidup dari kopi.Selain ditakengon juga terdapat sebuah danau yang disebut dengan Danau Laut tawar.Dari namanya mungkin kita berpikir bahwa danau ini adalah danau yang terdapat disebuah pulau ditengah laut.Tentu bukan,karena Takengon jelas sangat jauh dengan namanya laut.Kalau kita lihat dari peta Kota takengon terletak ditengah provinsi Aceh.Didanau ini hidup ditempati penduduk yang bekerja menjadi nelayan ikan tawar.banyak jenis ikan tawar yang hidup didanau ini,yang paling terkenal adalah ikan "Depik" yang mungkin didaerah lain sangat jarang kita temui.
       Kembali kecerita ALA yang tak kunjung ada.Kadang kita berpikir tentang janji-janji para petinggi daerah yang berjanji akan berusaha membentuk provinsi baru ini.Tapi janji tinggal janji seakan janji itu usang dimakan usia.Tidak sedikit pernyataan-pernyataan tentang akan dibentuk provinsi baru yang berkumandang sejak dulu,tapi apa semua seakan memudar terkena desiran air hujan.Ketika banyak pemimpin-pemimpin daerah yang dulu berjuang,bersatu dengan rakyat.Tapi kini seakan hilang dibalik dinding berbataskan kertas merah yang bersusun.Pernah dulu terdengar ada inisiatif tentang membawa para ketua daerah setiap kampung dibawa untuk bertemu dengan pejabat tinggi di Jakarta Baca disini.Cerita itu apakah benar atau hanya isapan jempol semata.Jika benar apa hasil dari pembicaraan mereka,tidak ada bukti hingga saat ini.Serta banyak lagi inisiatif-inisiatif yang bertujuan yang sama.
       Kalau kita lihat letak geografis kota Takengon sangat cocok dijadikan kota parawisata,disana cukup banyak objek wisata baik yang dibuat saat ini maupun objek wisata yang ada karena cerita rakyat.Seperti Putri pukes,Loyang koro,Atu belah dan lain-lainnya.Jika kita sudah pernah kesana kita akan selalu rindu untuk kembali kesana,baik sekedar berkunjung untuk menikmati alamnya atau untuk berbisnis yang sangat menggiurkan.
     Ala akan menjadi kenyataan atau menjadi hisapan jempol belaka.Mungkin  hanya waktu yang bisa menjawab.Banyak aktivis yang berjuang benar-benar untuk rakyat.Mereka yang terekspos maupun tak ekspos Baca disini.Semua bersatu demi terbentuknya provinsi baru louser antara.Saya tidak bermaksud untuk mengkritiki tapi hanya membantu memberi support agar terbentuknya provinsi baru.Yang mungkin bisa membuat lebih sejahtera lagi dari sebelumnya.Semangat urangku,semoga provinsi ini mujadi nyata. 



Zwar_05fk

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites