Sabtu, 09 November 2013

Menanti Belahan Jiwa

 Berjalan mengiringi waktu untuk detak jantung yang terus berbunyi. Mengejar kekosongan hati yang terus melanda dalam usik tangisan jiwa. Ingin berkata bahwa sosok itu pasti ada,dan dia akan ada bila waktunya tiba. Hanya waktu dan takdir yang menjawab kapan dan siapakah gerangan itu. Banyak lukisan hamparan jiwa mendekat untuk sekedar bersalaman dengan jiwa yang sepi. Tapi apa daya sang kuasa belum memberi keberkahan bersamanya. Banyak memilih bukan berarti mencari yang sempurna tapi hanya sekedar ingin menyamakan persepsi tentang sebuah hubungan. 

Pasir putih dilautan yang terombang ambing dibawa ombak dari tengah lautan kebibir pantai, Menumpuk dan menghiasi indahnya lautan dan tak jarang karang-karang terkecil juga terbawa oleh kerasnya gelombang -gelombang lautan. Desiran ombak dilautan seakan menjadi nada indah pembawa kebuntuan hati, seakan menyanyi mengiringi syahdunya alam ini. terduduk menyendiri bukan berarti hampa tetapi seakan  lagi menikmati indahnya nikmat tuhan yang tak terhingga.

Tuhan jika kau berikan aku belahan jiwa itu,aku ingin dia adalah orang yang terbaik menurutmu amiiin....


Zwar_05fk

Jumat, 08 November 2013

Dimana Berpijak Itulah Dunianya


              Mungkin kata yang terlintas dipikiran kita ketika membaca judul ini adalah tentang hidup seseorang yang mulai mengenal jati diri menghadapi kerasnya kehidupan. Dimana bumi dipijak disitulah kehidupan manusia itu. Banyak dari kita atau mungkin saya sendiri telah terpikat oleh apa yang saya hadapi saat ini. Saat kita dipertemukan oleh hal yang baik maka baiklah kita, tapi ketika kita dipertemukan kepada yang buruk maka sesatlah kita. Lingkungan dapat merubah pikiran kita, yang dulunya pemalu sekarang jadi buka-bukaan. Pergaulan adalah kunci jati diri merubah segalanya. Ketika kita salah mengenal jati diri itu,maka akan pupus semua kebenaran yang telah diajarkan pada kita dan semua seakan sia-sia tak berbekas.

            Berbicara tentang benar atau salah itu adalah hakikat yang telah ada pada kita. Yang telah diajarkan dari kita kecil hingga dewasa saat ini. Jadi kenapa masih ada diantara kita yang berbuat tidak benar. Itu kembali pada sosok siapakah kita,dari mana asal kita,siapa yang mendidik kita dan lingkungan mana kita tinggal serta pergaulan apa yang kita hadapi. Dan banyak lagi pertanyaan- pertanyaan yang mulai menyudut  kepada para pembawa salah. Apakah kalau kita tinggal dilingkungan salah dan pergaulan kita salah kita pasti akan menjadi salah. Pertanyaan itu mungkin beban pembanding untuk melegalkan dari tuduhan yang berat kepada kita. Ada yang berbicara,jika ditanyakan tentang keadaan seperti itu. Mereka akan membawa fakta tentang bahwa dia adalah benar dari yang lainnya. jadi otomatis sebenarnya dia juga masih dalam keadaan salah.

              Sulit untuk bergaul bukan adalah ancaman, Lebih baik tidak mempunyai teman jika harus berteman pada orang yang salah. Carilah teman yang baik dan engkaupun akan dapat imbas baiknya. Siapa yang tak mau menjadi baik,hanya orang bodoh saja yang mau menjadi tidak baik. Berarti orang-orang yang berbuat salah adalah orang yang bodoh. Kurangnya pengetahuan yang membuat dia kerap berbuat salah. Apakah orang pintar tidak pernah berbuat salah. Ini pertanyaan yang mulai menyudutkan orang yang berpendidikan tapi memanfaatkan kepinterannya untuk berbuat salah. Contohnya para koruptor yang memanfaatkan kepinterannya untuk meraup pundi-pundi untuk kepuasan dunia semata.Jadi intinya ketika kita mulai berpijak untuk mengenal jati diri dan menentukan hidup,selayaknya mencari lingkungan yang sehat dan pergaulan yang baik agar tidak tersesat dikemudian hari.




Zwar_05fk

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites